Friday, April 22, 2011

saya dapat memanggil laba-laba, bukan berarti saya SPIDERGIRL


laba-laba itu ada telinganya ga ya? kok bisa denger kl aku panggil? misalkan ada, trus dia bisa merekam pita suaraku ga?
kenapa bisa gitu, jawabannya Allahualam, inget lho dalam Islam tidak ada yang kebetulan, semua sudah direncanakan. baik dan buruk, akal manusia yang bekerja, baru terjadi reaksi atau tindakan, selanjutnya tunggu hasilnya, misal ga disini ya ntr di kehidupan terakhir.

persisnya tuh ketika aku masih di bantul, yogyakarta. suatu malam, aku menerobos ke gudang benang dalam rumahku, disana tempat bekerja para buruh kerajinan, tempat yang sepi dan gelap.
di dinding gudang aku melihat laba-laba besar, sebesar kepalan tangan anak usia 2 tahun, usiaku saat itu. di punggungnya terdapat telur berwarna putih pucat, dia diem aja, ga gigit aku meski kusenggol-senggol pake jari telunjuk, aku juga ga gigit dia sih, bisa bahaya dong kl main gigit-gigitan, kaya vampire x_x
tau ga ngapain anak seusiaku berada di gudang tengah malam? kan mestinya aku bobo pules di samping mae. itu karena aku lg sedih dan amat sangat takut, ada insiden kejam di kamar, bahaya pokoknya. 
aku tuh nangis sambil ngomong ga jelas sama si laba-laba tadi, ga inget lah apa yang aku ocehin saat itu. intinya, aku ketemu pertama kali ya pas aku lagi sedih bgt.

setelah kejadian itu, aku ga pernah lagi ketemu yang namanya laba-laba sampai aku beranjak dewasa. tepat kelas 3 SMU, aku mulai lagi sering ketemu, kupikir ya wajar aja namanya hidup di dunia, kan banyak makhluk dan beragam jenis binatang. tapi .. lama-kelamaan aku penasaran, kok mesti pas aku sedih baru aku lihat laba-laba lagi? 
akhirnya kucoba deh panggil dia misal aku lagi sendirian di tempat sepi, beneran deh datang, lompat ke tanganku, kali ini udah ga sebesar dulu, yang ini kecil kecil (masih balita). ini kualami sampai sekarang, aneh tapi nyata hehehe...
aku pernah ambil gambarnya, ini nih salah satu yang masih balita:


itu aku ambil fotonya di bulan maret, tanggal 12 tahun 2008, bisa dibilang awal hari aku hidup sm suamiku di pulomas setelah pernikahan kami di bulan januari, tanggal 4 tahun 2008, seingat aku kejadiannya ketika aku lg sedih krn suamiku sakit, dan harus mondok hampir 1 bulan di rumah sakit.