Thursday, November 10, 2011

Tambah tinggi, tambah mematikan jatuhnya.


“Mas Nganten jangan pikirkan sahaya. Sahaya ini orang kecil, orang kebanyakan, orang lata, orang rendah, kalaupun jatuh---ya sakit memang, tapi tak seberapa. Bagi orang atasan ingat-ingatlah itu, Mas Nganten. Tambah tinggi tempatnya, tambah sakit jatuhnya. Tambah tinggi, tambah mematikan jatuhnya. Orang rendahan ini, setiap hari boleh jatuh seribu kali, tapi ia selalu berdiri lagi. Dia ditakdirkan untuk sekian kali berdiri setiap hari.”
Tapi gadis pantai tak mengerti. “Mengapa orang mesti jatuh? Dia kurang hati-hati?,” katanya kemudian seperti anak yang tak berdosa.
“Mas Nganten benar sekali. Kurang hati-hati, tapi sayang sekali, orang tak dapat berhati-hati setiap saat buat seumur hidupnya, Mas Nganten. Ada kalanya kita mengenangkan bapak atau emak, kita lupa pada diri sendiri, lupa pada Bendoro. Tentulah kekurangan makhluk Allah yang daif ini Mas Nganten,…………………………….

*Gadis Pantai
(P.Ananta Toer)

Anak laut yang tak pernah lihat intan laut

“Anak laut yang tak pernah lihat intan laut.” Sekali lagi ia tertawa. “Bapakmu bagaimana, pernah lihat mutiara?”
“Cerita pun tidak pernah Bendoro.”
Kembali Bendoro tertawa terbahak. “Cuma orang-orang berani bisa dapatkan mutiara, Mas Nganten. Dia selami laut sampai ke dasarnya. Dibaliknya setiap karang di dasar sana, diangkatnya setiap tiram…”
Gadis Pantai merasa jantugnya terhenti berdetak, dan sebilah sembilu mengiris ujung hatinya. “Bapak sahaya, Bendoro, mungkin kurang berani, mungkin juga tidak menyelam,” katanya hati-hati. “Kasihan bapak sahaya, Bendoro. Kasihan memang. Tapi dia memang bukan cari mutiara, tapi cari nasi, jagung buat anak-bininya.”
“Salah,” Bendoro menggunting. “Mencari jagung tidaklah di laut.”
“Sahaya Bendoro. Mungkin itulah yang disebut takdir bagi orang-orang rendahan yang bodoh.”
“Ahai, guru ngaji yang ajari kau seperti itu?”
“Tidak, Bendoro.”
“Katakanlah, dari siapa?”
“Sahaya pernah dengar orang bilang, Bendoro, orang bawahan selalu lapar, karena itu matanya melihat segala-galanya, kupingnya dengar segala-galanya dan hatinya seakan segala-galanya, sedang jantungnya deburkan darah buat segala-galanya.”

*Gadis Pantai
(P.Ananta Toer)

Binatang pun tahu berdagang


……… Dan bila pekerjaan yang membutuhkan keuletan dan kesabaran itu selesai, pasti terdengar Bendoro mengucap syukur memuji kegunaan binatang-binatang purba itu. Binatang pun tahu berdagang. Rupa-rupanya dagang bukan pekerjaan luar biasa. Lihat! Dan ditunjuknya binatang-binatang itu.
“Itu si Kempul, ini si Karti, itu si Kutil. Ah, mengapa pula namanya si Kutil. Ini si Gempal. Itu si Kunyuk. Itu pedagang tulen. Dia terima darahku, dia berikan padaku kesehatan, Mas Nganten, apa mereka tak bijaksana dan berbudi?”
“Terlalu berbudi Bendoro.”
“Aku tak jadi kaya karena pemberiannya. Mereka pun tak jadi kaya karena pemberianku. Itulah kebijaksanaan.”
“Sahaya, Bendoro.”
“Selesai sudah kerja lintah---sekarang pergilah.”

*Gadis Pantai
(P.Ananta Toer)

Wednesday, November 9, 2011

“Aku terlalu lelah, Mas Nganten. Buatlah aku bermimpi tanpa tidur.”


Sunyi-senyap sejenak di dalam kamar. Tapi angin dari laut dengan ganasnya menggaruki genteng, sedang laut yang makin lama makin mendesak ke kota, dalam malam tanpa suara manusia, terdengar merangsang masuk ke dalam hati.
“Dengar!”
“Sahaya, Bendoro.”
“Apa yang terdengar?”
“Angin Bendoro.”
“Cuma angin?”
“Ombak Bendoro.”
“Kau suka pada laut?”
“Laut, itulah kampung sahaya Bendoro.”
“Dengar!”
“Sahaya, Bendoro.”
“Tak ada lagi kau dengar?”
“Suara Bendoro, Bendoro.”
“Tak ada lain yang terdengar?”
“Tidak, Bendoro.”
“Dekatlah, sini.”
“Sahaya, Bendoro.”
“Tak ada lain yang terdengar?”
“Nafas Bendoro. Bendoro.”
“Dekatlah lagi.”
“Sahaya.”
“Apa yang terdengar?”
“Apa Bendoro? Detak jantung?”
“Aku dengar juga nafasmu.”
“Sahaya, Bendoro.”
“Apa kau dengar lagi?”
Angin semakin menggaruk genteng. Dan ombak semakin mendesak kota.
“Pohon-pohon cemara sepanjang pantai itu takkan patah diterjang angin sebesar itu. Kau tahu dari mana datangnya cemara itu?”
“Tidak, Bendoro.”
“Itu keturunan cemara yang dibawa tuan besar Guntur waktu membuat jalan pos. waktu itu aku belum lahir, tapi ayahku bisa bercerita.”
“Sahaya, Bendoro.”
“Apa sekarang kau dengar?”
“Detak jantung Bendoro.”
Bendoro terdengar tertawa, “Benar, detak jantung.”
“Keras berdetakan.”
“Benar.”
“Nah, sekarang apa terdengar?” Tiada jawaban.
“Dengarkan lagi baik-baik.”
“Sahaya mendengarkan, Bendoro.”
“Ada?”
Diam sejurus. Angin berhenti menggaruk. Seekor burung hantu melenguh-lenguh sunyi pada pohon beringin di tengah alun-alun. Sedang ombak kian mengancam.
“Ada, Bendoro.”
“Apa yang terdengar?”
“Suara Bendoro. Suara kasih yang dibawakan oleh denyut jantung.”
“Kau mulai pintar. Mulai pintar—siapa ajari?”
Gadis pantai tertawa lemah.
“Siapa yang ajari?”
“Kasih Bendoro sendiri.”
“Bagaimana kau perlakukan kasih itu?”
“Sahaya sambut setiap saat dia bersuara, Bendoro.”
“Ah, Mas Nganten, kau belum lagi tanyakan apa oleh-olehku.”
“Sahaya, Bendoro.” Terdiam sebentar kemudian, …”tapi…, apakah oleh-oleh seorang suami, Bendoro, terkecuali rindu?”
“Tidak seluruhnya benar.  …………………………………..
                                       
*Gadis Pantai
(P.Ananta Toer)

Friday, November 4, 2011

Shalawat Badriyah

Shalaatullaah Salaamul laah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah
Shalaatullaah Salaamullah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah

Tawassalnaa Bibismi llaah Wabil Haadi Rasuulillaah
Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

llaahi Sallimil Ummah Minal Aafaati Wanniqmah
Wamin Hammin Wamin Ghummah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Ilaahi Najjinaa Waksyif Jamii’a Adziyyatin Wahrif
Makaa idal ‘idaa wal thuf Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

llaahi Naffisil Kurbaa Minal’Ashiina Wal’Athbaa
Wakulli Baliyyatin Wawabaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Wakam Min Rahmatin Washalat Wakam Min Dzillatin Fashalat
Wakam Min Ni’matin Washalat Bi Ahlil Bailri Yaa Allaah

Wakam Aghnaita Dzal ‘Umri Wakam Autaita D’Zal Faqri
Wakam’Aafaita Dzal Wizri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Laqad Dlaaqat’Alal Oalbi Jamii’ul Ardli Ma’ Rahbi
Fa Anji Minal Balaas Sha’bi Bi Ahlil Badri Yaa A,llaah

Atainaa Thaalibir Rifdi Wajullil Khairi Was Sa’di
Fawassi’ Minhatal Aidii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Falaa Tardud Ma’al Khaibah Balij’Alnaa’Alath Thaibah

Ayaa Dzal ‘lzzi Wal Haibah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Wain Tardud Faman Ya-Tii Binaili Jamii’i Haajaati
Ayaa jalail mulimmaati Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

llaahighfir Wa Akrimnaa Binaili Mathaalibin Minnaa
Wadaf i Masaa-Atin ‘Annaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

llaahii Anta Dzuu Luthfin Wadzuu Fadl-Lin Wadzuu ‘Athfin
Wakam Min Kurbatin Tanfii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Washalli ‘Alan Nabil Barri Bilaa ‘Addin Walaa Hashri
Wa Aali Saadatin Ghurri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah


Artinya :

Rahmat dan keselamatan Allah,
Semoga tetap untuk Nabi Thaaha utusan Allah,
Rahmat dan keselamatan Allah,
Semoga tetap untuk Nabi Yasin kekasih Allah.

Kami berwasilah dengan berkah “Basmalah”,
Dan dengan Nabi yang menunjukkan lagi utusan Allah,
Dan seluruh.orang yang berjuang karena Allah,
Sebab berkahnya sahabat ahli badar Ya Allah.

Ya Allah, semoga Engkau menyelamatkan ummat,
Dari bencana dan siksa,
Dan dari susah dan kesempitan,
Sebab berkahnya sahabat ahli badar Ya Allah.


Ya AIlah semoga Engkau selamatkan kami dari semua yang menyakitkan,
Dan semoga Engkau (Allah) menjauhkan tipu dan daya musuh-musuh,
Dan semoga Engkau mengasihi kami,

Sebab berkahnya sahabat Ahli Badar Ya Allah.

Ya Allah, semoga Engkau menghilangkan beberapa kesusahan
Dari orang-orang yang berma’siat dan semua kerusakan,
Dan semoga Engkau hilangkan semua bencana dan wabah penyakit
Sebab berkahnya sahabat ahli Badar Ya Allah.

Maka sudah beberapa rahmat yang telah berhasil,
Dan sudah beberapa dari kehinaan yang dihilangkan,
Dan sudah banyak dari nikmat yang telah sampai,
Sebab berkahnya sahabat ahli Badar Ya Allah.

Sudah berapa kali Engkau (Allah) memberi kekayaan orang yang makmur,
Dan berapa kali Engkau (Allah) memberi nikmat kepada orang yang fakir,
Dan berapa kali Engkau (Allah) mengampuni orang yang berdosa,
Sebab berkahnya sahabat ahli Badar Ya Allah.

Sungguh hati manusia merasa sempit di atas tanah yang luas ini;
karena banyaknya marabahaya yang mengerikan,
Dan malapetaka yang menghancurkan,
semoga Allah menyelamatkan kami dari bencana yang mengerikan,
Sebab berkahnya sahabat ahli Badar Ya Allah.

Kami datang dengan memohon pemberian/ pertolongan
Dan memohon agungnya kebaikan dan keuntungan
Semoga Allah meluaskan anugerah (kenikmatan) yang melimpah-limpah.
Dari sebab berkahnya ahli Badar Ya Allah.

Maka janganlah Engkau (Allah) menolak kami menjadi rugi besar,
Bahkan jadikanlah diri kami dapat beramal baik, dan selalu bersuka ria.
Wahai Dzat yang punya keagungan (kemenangan) dan prabawa,
Dengan sebab berkahnya sahabat ahli Badar Ya Allah.

Jika Engkau (Allah) terpaksa menolak hamba, maka kepada siapakah
kami akan datang mohon dengan mendapat semua hajat kami;
Wahai Dzat yang menghilangkan beberapa bencana dunia dan
akhirat, hilangkan bencana-bencana hamba
lantaran berkahnya sahabat ahli Badar Ya Allah.

Ya Allah, semoga Engkau mengampuni kami dan memuliakan
diri kami, dengan mendapat hasil beberapa permohonan kami, dan
menolak keburukan-keburukan dari kami,
Dengan mendapat berkahnya sahabat ahli Badar Ya Allah.

Ya Allah, Engkaulah yang punya belas kasihan,
dan punya keutamaan (anugerah) lagi kasih sayang,
Sudah banyaklah kesusahan yang hilang,
Dari sebab berkahnya sahabat ahli Badar Ya Allah.

Dan semoga Engkau (Allah) melimpahkan rahmat kepada Nabi yang senantiasa berbakti kepada-Mu,
dengan limpahan rahmat dan keselamatan yang tak terbilang dan tak terhitung,
Dan semoga tetap atas para keluarga Nabi dan para Sayyid yang bersinar nur cahayanya,
sebab berkahnya sahabat ahli Badar Ya Allah. 


Friday, July 22, 2011

Al-Araf ayat 180 (Asmaul Husna)

"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan". (QS. 7:180) 

99 nama Allah SWT:

1. Ar-Rahman (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah
2. Ar-Rahim (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi
3. Al-Malik (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Maharaja Teragung
4. Al-Quddus (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci
5. Al-Salam (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat Sejahtera
6. Al-Mu'min (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan
7. Al-Muhaimin (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Pengawal serta Pengawas
8. Al-Aziz (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa
9. Al-Jabbar (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Kuat Yang Menundukkan Segalanya
10. Al-Mutakabbir (Al Mutakabbir) Artinya Yang Melengkapi Segala kebesaranNya
11. Al-Khaliq (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta
12. Al-Bari (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan
13. Al-Musawwir (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk
14. Al-Ghaffar (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun
15. Al-Qahhar (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Perkasa
16. Al-Wahhab (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah
17. Al-Razzaq (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al-Fattah (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka
19. Al-'Alim (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui
20. Al-Qabidh (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang
21. Al-Basit (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat
22. Al-Khafidh (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Pengurang
23. Ar-Rafi' (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi
24. Al-Mu'izz (Al Mu'izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan
25. Al-Muzill (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina
26. As-Sami' (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar
27. Al-Basir (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat
28. Al-Hakam (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili
29. Al-'Adl (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil
30. Al-Latif (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut serta Halus
31. Al-Khabir (Al Khabir) Artinya Yang Maha Mengetahui
32. Al-Halim (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar
33. Al-'Azim (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung
34. Al-Ghafur (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun
35. Asy-Syakur (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur
36. Al-'Aliy (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
37. Al-Kabir (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar
38. Al-Hafiz (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara
39. Al-Muqit (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga
40. Al-Hasib (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung
41. Al-Jalil (Al Jalil) Artinya Yang Maha Besar serta Mulia
42. Al-Karim (Al Karim) Artinya Yang Maha Pemurah
43. Ar-Raqib (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada
44. Al-Mujib (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul
45. Al-Wasi' (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas
46. Al-Hakim (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana
47. Al-Wadud (Al Wadud) Artinya Yang Maha Penyayang
48. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
49. Al-Ba'ith (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula
50. Asy-Syahid (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan
51. Al-Haqq (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar
52. Al-Wakil (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentadbir
53. Al-Qawiy (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat
54. Al-Matin (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh
55. Al-Waliy (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi
56. Al-Hamid (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji
57. Al-Muhsi (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung
58. Al-Mubdi (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal
59. Al-Mu'id (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembali dan Memulihkan
60. Al-Muhyi (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan
61. Al-Mumit (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan
62. Al-Hayy (Al Hayy) Artinya Yang Senantiasa Hidup
63. Al-Qayyum (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri
64. Al-Wajid (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu
65. Al-Majid (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia
66. Al-Wahid (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa
67. Al-Ahad (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal
68. As-Samad (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan
69. Al-Qadir (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya
70. Al-Muqtadir (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa
71. Al-Muqaddim (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Menyegera
72. Al-Mu'akhkhir (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Penangguh
73. Al-Awwal (Al Awwal) Artinya Yang Pertama
74. Al-Akhir (Al Akhir) Artinya Yang Akhir
75. Az-Zahir (Az Zahir) Artinya Yang Zahir
76. Al-Batin (Al Batin) Artinya Yang Batin
77. Al-Wali (Al Wali) Artinya Yang Wali / Yang Memerintah
78. Al-Muta'ali (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia
79. Al-Barr (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan
80. At-Tawwab (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat
81. Al-Muntaqim (Al Muntaqim) Artinya Yang Menghukum Yang Bersalah
82. Al-'Afuw (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun
83. Ar-Ra'uf (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang
84. Malik-ul-Mulk (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal
85. Dzul-Jalal-Wal-Ikram (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al-Muqsit (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Saksama
87. Al-Jami' (Al Jami) Artinya Yang Maha Pengumpul
88. Al-Ghaniy (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya Dan Lengkap
89. Al-Mughni (Al Mughni) Artinya Yang Maha Mengkayakan dan Memakmurkan
90. Al-Mani' (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah
91. Al-Darr (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat
92. Al-Nafi' (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat
93. Al-Nur (Al Nur) Artinya Cahaya
94. Al-Hadi (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk
95. Al-Badi' (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya
96. Al-Baqi (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal
97. Al-Warith (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi
98. Ar-Rasyid (Ar Rasyid) Artinya Yang Memimpin Kepada Kebenaran
99. As-Sabur (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar

Sesungguhnya Allah swt mempunyai sembilan puluh sembilan nama seratus kurang satu, barangsiapa menghafalnya masuklah dia ke surga.
(H.R Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) 

Al-Ghaniy


Al-Ghaniyu 

Yang Maha Berkecukupan; Allah SWT yang sangat sempurna kekayaanNya, tidak memerlukan bantuan makhlukNya.

"YA-GHANIYU"

Allah SWT akan menganugerahkan kekayaan lahir batin serta memudahkan perjalanan hidup kita jika mengamalkan Asma diatas sebanyak 1007x setiap hari secara terus menerus hingga akhir hayat kita, Insya Allah.

Wednesday, July 13, 2011

doa sebelum tidur

Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud dan Tirmizi dikuatkan oleh Baihaqy yang diriwayatkannya dari Amr bin Syuaib dan ayahnya dari kakeknya ia berkata, "Rasulullah saw mengajarkan kepada kami beberapa kata-kata (doa) di waktu akan tidur. (Lihat Tafsir Al Maragi jilid 6 Juz 18, hal. 54)

باسم الله أعوذ بكلمات الله التامة من غضبه وعقابه وشر عباده ومن همزات الشياطين وأن يحضرون. (حديث رواه أحمد وأبو داود والترمذي)

Artinya:
Dengan menyebut nama Allah, aku berlindung dengan nikmat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya dan dari kejahatan hambanya, dan dari bisikan-bisikan setan dan dari kehadiran setan kepadaku.

Ibnu Umar mengajarkan doa ini kepada anak-anaknya yang telah dewasa dan menyuruh mereka membacanya sebelum tidur. Dan bagi anak-anaknya yang masih kecil yang belum mungkin menghafal doa itu ditulisnya doa itu dan diikatkannya ke leher mereka.

tidaklah sama kebaikan dan kejahatan

ولا تستوي الحسنة ولا السيئة ادفع بالتي هي أحسن فإذا الذي بينك وبينه عداوة كأنه ولي حميم

Artinya:
Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. 
(Q.S. As Sajdah: 34)

Anas bin Malik pernah berkata mengomentari ayat ini, "Seorang laki-laki mengatakan terhadap saudaranya hal yang tidak-tidak". Maka dia menjawab, "Jika ucapanmu itu bohong maka saya memohon kepada Allah supaya Dia mengampuni atas kebohonganmu itu. Jika ucapanmu itu benar maka saya memohon kepada Allah supaya mengampuniku"

Wednesday, June 22, 2011

Qalam (tafsir surat az-zukhruf ayat 79-80)


79 Bahkan mereka telah menetapkan satu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami akan membalas tipu daya mereka.(QS. 43:79)

Dalam ayat ini, diterangkan sebab orang-orang kafir dimasukkan ke dalam neraka yaitu karena mereka selama hidup di dunia selalu berusaha dan merencanakan usaha menolak semua kebenaran dengan melakukan bermacam macam tipu daya. Maka Allah SWT menghancurkan dan menggagalkan semua tipu daya mereka itu.
Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:
  
Artinya:
Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. (Q.S. An Naml: 50)


80 Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.(QS. 43:80)

Melihat sikap dan tindakan orang-orang kafir semasa hidup di dunia, mereka seakan-akan tidak percaya bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu; maka dikatakan tentang mereka, "Apakah mereka menyangka bahwa Kami tidak mendengar bisikan-bisikan hati mereka, dan tidak mengetahui semua yang mereka perbincangkan secara rahasia dalam menyusun tipu daya itu?".
 
Dengan ayat ini Allah SWT menegaskan dengan mengatakan: "Kami mengetahui segala yang mereka rencanakan itu dan mendengar semua bisikan-bisikan mereka, tidak ada sesuatu pun yang tidak kami ketahui; di samping itu malaikat hafazah selalu menulis dan mencatat semua perilaku mereka baik berupa perkataan maupun perbuatan.
 
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir bahwa Muhammad bin Kaab Al Qurazi berkata: "Ketika tiga orang berada di antara Kabah dan kelambunya, dua orang dari suku Quraisy dan seorang dari suku Saqafi, maka salah seorang dari mereka berkata: 'Bagaimanakah pendapatmu, apakah Allah mendengar pembicaraan kita?' Orang yang kedua menjawab: 'Apabila kamu keraskan suaramu, Dia mendengarnya, sedangkan apabila engkau berbisik, dia tidak mendengarnya'. Orang yang ketiga berkata: 'Jika dia mendengar bila kamu keraskan suaramu, tentu dia mendengar pula, bila kamu berbisik'", maka turunlah ayat ini.